Tujuan dan Karakteristik Pendidikan Islam -Sedemikian perhatian sumber ajaran Islam terhadap kehidupan anak, seyogyanya umat Islam memiliki kepedulian dan perhatian utama terhadap bidang ini, dalam rangka mencapai tujuan-tujuan mulia Islam dalam mewujudkan manusia-manusia yang komit dan loyal terhadap ajaran Islam dan konsisten dalam menjalankan nilai-nilainya pada setiap langkah kehidupan, yakni tampilnya al-‘abdu ash-shalih al-mushlih ( hamba Allah yang baik dan penegak segala kebaikan ).
Dengan kata lain –sebagaimana yang dikatakan DR. Yusuf al-Qaradhawi-, bahwa Tujuan pendidikan Islam adalah membentuk suatu generasi muslim baru yang memahami Islam secara benar, meyakininya secara mendalam, melaksanakan dalam dirinya dan keluarga, serta berjuang untuk membela Islam, menerapkan syariat dan menyatukan umatnya. Dengan demikian Pendidikan Islam adalah pendidikan yang spesifik dan memiliki ekselensi dalam tujuan, sebab dan karakternya
2. Totalitas dan Komprehensif: Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia dalam berbagai aspeknya yakni jasmani, rohani dan akal, guna mempersiapkan manusia dalam kehidupan individu dan sosial.
Perhatian terhadap aspek positif dan konstruktif: Pendidikan Islam berupaya mengarah kepada hal-hal yang positif dan konstruktif, guna mewujudkan manusia yang memiliki cita-cita positif dan amal produktif serta berguna bagi orang lain.
3. Seimbang: Pendidikan Islam perhatian kepada keseimbangan persepsi dalam berbagai bidang, seimbang dalam memandang manusia, seimbang dalam pengamalan nilai-nilai Islam, seimbang dalam pandangan terhadap hak dan kewajiban dsb.
4, Ukhuwah: Dalam aktifitasnya pendidikan Islam menanamkan aspek ukhuwah, yaitu kesatuan hati dan pemikiran, hubungan imaniah antara peserta didik dan menghidupkan suasana kebersamaan dan persaudaraan atas dasar iman ( Al-Qorodhowi, Tarbiyah Islamiyah).
baca juga: 25 Nama Rosul lengkap dengan biodatanya
Yang jelas manusia memiliki unsure-unsur unik sesuai dengan asal penciptaannya, yaitu unsur jasmani, akal dan rohani atau kejiwaan. Unsur-unsur inilah yang hendaknya mendapat tempat dan perhatian dalam pendidikan, sehingga konsepsi pendidikan mengacu dan melandaskan pemikirannya pada unsur-unsur manusia tersebut.
Bagi umat Islam, tentunya keunikan unsur manusia ini bukan barang baru, mereka tidak perlu merasa dengan unsur-unsur kejadian manusia tersebut. Sebab dalam sumber-sumber pendidikan Islam telah dijelaskan tentang keutuhan unsur-unsur yang dimiliki manusia yang didefinisikan sebagai “al-makhluk, al-mas’ul, al-mukallaf, al-mustakhlaf” (makhluk Allah swt yang bertanggung jawab, yang dibebani syariat, dan bertugas sebagai khalifah di muka bumi ini).
Justru karena Pendidikan Islam melandaskan pemikirannya pada sumber-sumber utamanya yaitu al-Qur’an dan al-Hadits atau sirah Nabi dan sumber asli lainnya yaitu atsr shahabat, sikap perilaku salaf ash-shalih; justru karena itulah pendidikan Islam akan tetapi terpelihara keasliannya, terjaga kemurnian nilai-nilai luhurnya. Namun demikian pendidikan Islam tidak mengabaikan faktor modernisasi dengan kemajuannya di bidang teknologi dan informatika.
Mencermati kajian pendidikan Islam masa awal Islam dan masa-masa kejayaannya, akan banyak kita dapati nilai-nilai edukatif yang memberikan inspirasi proaktif dan produktif dalam rangka meraih masa depan pendidikan Islam. Seperti penggunaan ‘audio visual aid’ sebenarnya sudah sejak awal diinspirasikan Nabi dalam sistem pendidikan yang beliau lakukan. Bagaimana beliau menvisualisasi makna dan bekal kehidupan seorang muslim, demikian dalam menjelaskan jalan yang lurus yang harus ditempuh setiap manusia mukmin agar selamat dunia akhirat. Semuanya ternyata telah ada sejak awal Islam. Bedanya adalah perkembangan zaman dengan kemajuan dalam berbagai sektor teknologi dan informasi, sehingga peralatan dan sarananya pun berbeda, tetapi inti dan substansinya serupa. Karenanya kajian aspek-aspek pendidikan Islam pada masa awal Islam perlu dilakukan. Mencermati hadits-hadits, sirah nabawiyah, atsar-atsar (perkataan shahabat Nabi) serta hikmah dari para ulama salaf, suatu kebutuhan bagi para peneliti, praktisi dan pemerhati pendidikan Islam.
Sumber:
Cuplikan dari Tulisan DR. H.M. Idris A.Shomad M.A dengan judul :INTEGRITAS PENDIDIKAN ISLAM
Dengan kata lain –sebagaimana yang dikatakan DR. Yusuf al-Qaradhawi-, bahwa Tujuan pendidikan Islam adalah membentuk suatu generasi muslim baru yang memahami Islam secara benar, meyakininya secara mendalam, melaksanakan dalam dirinya dan keluarga, serta berjuang untuk membela Islam, menerapkan syariat dan menyatukan umatnya. Dengan demikian Pendidikan Islam adalah pendidikan yang spesifik dan memiliki ekselensi dalam tujuan, sebab dan karakternya
Sedangkan karakteristik pendidikan Islam meliputi hal-hal berikut:
1. Robbaniyah: Karakteristik ini juga disebut dengan karakter imani (keimanan), merupakan aspek utama, karena aspek ini merupakan tujuan dari pendidikan Islam itu sendiri yakni: membentuk manusia mukmin dalam arti yang sebenarnya (baca QS al-Hujurot: 15).
2. Totalitas dan Komprehensif: Pendidikan Islam adalah pendidikan manusia dalam berbagai aspeknya yakni jasmani, rohani dan akal, guna mempersiapkan manusia dalam kehidupan individu dan sosial.
Perhatian terhadap aspek positif dan konstruktif: Pendidikan Islam berupaya mengarah kepada hal-hal yang positif dan konstruktif, guna mewujudkan manusia yang memiliki cita-cita positif dan amal produktif serta berguna bagi orang lain.
3. Seimbang: Pendidikan Islam perhatian kepada keseimbangan persepsi dalam berbagai bidang, seimbang dalam memandang manusia, seimbang dalam pengamalan nilai-nilai Islam, seimbang dalam pandangan terhadap hak dan kewajiban dsb.
4, Ukhuwah: Dalam aktifitasnya pendidikan Islam menanamkan aspek ukhuwah, yaitu kesatuan hati dan pemikiran, hubungan imaniah antara peserta didik dan menghidupkan suasana kebersamaan dan persaudaraan atas dasar iman ( Al-Qorodhowi, Tarbiyah Islamiyah).
baca juga: 25 Nama Rosul lengkap dengan biodatanya
Model-model Pendidikan Islam.Dalam penentuan aspek-aspek pendidikan Islam seringkali orang dibuat ‘bingung’, bukan karena kebodohan manusia, tetapi barangkali justru karena kehebatan manusia itu sendiri, sehingga banyak kreasi-kreasi yang dimunculkan untuk memberikan kontribusi dalam melengkapi pemikiran-pemikiran yang ada.
Yang jelas manusia memiliki unsure-unsur unik sesuai dengan asal penciptaannya, yaitu unsur jasmani, akal dan rohani atau kejiwaan. Unsur-unsur inilah yang hendaknya mendapat tempat dan perhatian dalam pendidikan, sehingga konsepsi pendidikan mengacu dan melandaskan pemikirannya pada unsur-unsur manusia tersebut.
Bagi umat Islam, tentunya keunikan unsur manusia ini bukan barang baru, mereka tidak perlu merasa dengan unsur-unsur kejadian manusia tersebut. Sebab dalam sumber-sumber pendidikan Islam telah dijelaskan tentang keutuhan unsur-unsur yang dimiliki manusia yang didefinisikan sebagai “al-makhluk, al-mas’ul, al-mukallaf, al-mustakhlaf” (makhluk Allah swt yang bertanggung jawab, yang dibebani syariat, dan bertugas sebagai khalifah di muka bumi ini).
Justru karena Pendidikan Islam melandaskan pemikirannya pada sumber-sumber utamanya yaitu al-Qur’an dan al-Hadits atau sirah Nabi dan sumber asli lainnya yaitu atsr shahabat, sikap perilaku salaf ash-shalih; justru karena itulah pendidikan Islam akan tetapi terpelihara keasliannya, terjaga kemurnian nilai-nilai luhurnya. Namun demikian pendidikan Islam tidak mengabaikan faktor modernisasi dengan kemajuannya di bidang teknologi dan informatika.
Mencermati kajian pendidikan Islam masa awal Islam dan masa-masa kejayaannya, akan banyak kita dapati nilai-nilai edukatif yang memberikan inspirasi proaktif dan produktif dalam rangka meraih masa depan pendidikan Islam. Seperti penggunaan ‘audio visual aid’ sebenarnya sudah sejak awal diinspirasikan Nabi dalam sistem pendidikan yang beliau lakukan. Bagaimana beliau menvisualisasi makna dan bekal kehidupan seorang muslim, demikian dalam menjelaskan jalan yang lurus yang harus ditempuh setiap manusia mukmin agar selamat dunia akhirat. Semuanya ternyata telah ada sejak awal Islam. Bedanya adalah perkembangan zaman dengan kemajuan dalam berbagai sektor teknologi dan informasi, sehingga peralatan dan sarananya pun berbeda, tetapi inti dan substansinya serupa. Karenanya kajian aspek-aspek pendidikan Islam pada masa awal Islam perlu dilakukan. Mencermati hadits-hadits, sirah nabawiyah, atsar-atsar (perkataan shahabat Nabi) serta hikmah dari para ulama salaf, suatu kebutuhan bagi para peneliti, praktisi dan pemerhati pendidikan Islam.
Sumber:
Cuplikan dari Tulisan DR. H.M. Idris A.Shomad M.A dengan judul :INTEGRITAS PENDIDIKAN ISLAM